Tak disangkal, memang sudah banyak usaha, sebagaimana dilakukan FKIP Unram, seperti: 1) workshop pengembangan kurikulum, 2) workshop pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran, 3) pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran oleh dosen, 4) pengadaan bahan dan peralatan pendukung, 5) pengembangan kompetensi berbahasa Inggris dosen (Skor Institutional TOEFL minimal 500), dan 7) pengembangan instrumen dan mekanisme seleksi calon mahasiswa PG-MIPA-BI.
Bukankah fokusnya masih pada pengajar atau guru?
Untuk apa semua itu dikerjakan jika pada akhirnya peserta didik tidak mengenali persoalan lokal dan strategi kebijakan untuk pemecahannya?
Nyambung ke Alternatif Model Pendidikan Yang “Teacher-Centered”
Balik ke Pendidikan Yang Teacher-Centered
sumber foto: edukasi.kompas.com