Dalam pekan-pekan terakhir, publik Indonesia disuguhi sebuah drama politik yang tidak diumumkan, tetapi terasa. Kompas (25 Oktober 2025) melaporkan adanya “koordinasi erat” dan “arahan khusus” antara Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Tidak ada pernyataan eksplisit tentang pergantian pimpinan Polri, tetapi frasa seperti “atensi dan catatan” serta “kegiatan terus ditindaklanjuti” justru memperkuat […]
Category: Begini Saja
Di banyak ruang pendidikan kita, inklusivitas masih dipahami sebagai toleransi pasif—membiarkan perbedaan hadir tanpa mengganggu. Sekilas tampak damai, tetapi di baliknya tersembunyi jarak yang tak pernah terjembatani. Toleransi semacam ini bukanlah penerimaan, melainkan penghindaran konflik. Ia menciptakan harmoni semu yang rapuh, di mana identitas minoritas tetap berada di pinggiran. Ki Hadjar Dewantara pernah menulis bahwa […]
Pada 23 Oktober 2025, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Bahasa Portugis akan menjadi prioritas dalam kurikulum pendidikan nasional. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil sebagai bentuk penghormatan terhadap hubungan diplomatik kedua negara. “Ini bukti bahwa kami memandang Brazil sangat penting,” ujar Presiden (Kompas, 2025). Namun, keputusan tersebut memicu perdebatan publik yang tajam: […]
Pada April 2022, sebuah tragedi memilukan terjadi di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara. Seorang pawang atau perawat satwa yang berpengalaman tewas diterkam oleh harimau Benggala yang telah lama ia rawat. Peristiwa ini, terlepas dari detail kronologisnya, menyajikan sebuah metafora yang kuat tentang bahaya dari ilusi kontrol. Ia menjadi cermin buram yang merefleksikan sebuah pertanyaan fundamental: […]
Perdebatan publik dan hukum mengenai syarat pendidikan bagi calon anggota legislatif kembali menggema. Gugatan uji materi di Mahkamah Konstitusi menuntut agar syarat minimal pendidikan bagi wakil rakyat dinaikkan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi Sarjana (S1). Tuntutan ini lahir dari keresahan yang tulus: keyakinan bahwa rendahnya kualitas legislasi dan maraknya pernyataan kontroversial dari Senayan berakar […]
Ketika Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) menyatakan bahwa meritokrasi di tubuh TNI telah rusak di era Jokowi dan makin keliru di era Prabowo, mereka bukan sekadar mengkritik prosedur. Mereka sedang menyalakan api perdebatan tentang masa depan institusi pertahanan yang seharusnya menjadi benteng terakhir integritas nasional. Meritokrasi, secara ideal, adalah sistem yang menjunjung tinggi prestasi dan kompetensi. […]