Categories
Kenapa Ya Kenapa Tidak

Netral Belum Tentu Imparsial

Apa perbedaan prinsip antara bersikap netral dan imparsial? ‘Netral’ dan ‘Imparsial’ sering diperdebatkan terkait sikap dan tindakan pers, pemerintah (termasuk ASN dan TNI/Polri), universitas, dan lembaga survei/polling selama Pilpres/Pilkada. Secara prinsip, antara bersikap netral dan imparsial memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks sikap dan tindakan lembaga-lembaga yang disebutkan selama Pilpres/Pilkada. Berikut adalah perbedaan utama antara […]

Categories
Kenapa Ya Kenapa Tidak

Siklus “Telur-Ayam” dari Gagasan Kemakmuran-Keadilan

Sebagian besar dari kita menyaksikan ironi tentang bagaimana pembangunan-isme yang dikomando Soeharto selama 32 tahun pada ujungnya berakhir tragis pada tahun 1998 dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang secara diametral merupakan antitesis dari ikhtiar mewujudkan kemakmuran. Padahal, di awal pemerintahannya, Soeharto dengan jernih melihat bahwa inflasi (yang berbuntut kemiskinan yang antitesis terhadap kemakmuran, penulis) bersumber […]

Categories
Kenapa Ya Kenapa Tidak

Siapa Yang Menyadap

Pertanyaan tentang siapa yang menyadap dan siapa pula yang mengumbar rahasia mungkin menjadi pertanyaan tautologik untuk kasus Facebook, Google+ dan Twitter versus pengguna media sosial. Benar bahwa Facebook, Google+ dan Twitter adalah media sosial yang memata-matai, tapi tidakkah mereka masih punya justifikasi bahwa miliaran anggota media sosial pun dengan senang memuntahkan data pribadi mereka? Nyambung […]

Categories
Kenapa Ya Kenapa Tidak

Korupsi Versus (Rasa) Miskin-Tertekan-Berkesempatan-Wajar

Menurut Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Lukman Hakim, ada empat faktor yang mendorong orang korupsi: kebutuhan, tekanan, kesempatan dan rasionalisasi. Kebutuhan, karena orang ingin memiliki sesuatu namun pendapatannya tidak memungkinkan untuk mendapatkan yang diinginkan. Tekanan, karena adanya permintaan dari seseorang kerabat atau atasan yang tidak bisa dihindari. Kesempatan, karena jabatan dan kewenangan yang dimiliki […]

Categories
Kenapa Ya Kenapa Tidak

Positif-Negatifnya “Berpikir Positif”

“Nabi” dalam ilmu psikologi terkait “berpikir positif”, Martin Seligman, membingkai berpikir positif sebagai sebuah gaya menjelaskan, yakni bagaimana kita menjelaskan mengapa sebuah peristiwa terjadi. Mereka yang punya gaya penjelasan optimistik cenderung berserah-percaya bahwa hal baik terjadi, tetapi biasanya menyalahkan hal-hal ekstrinsik sebagai penyebab hasil yang buruk. Mereka juga cenderung melihat peristiwa negatif sebagai hal sementara […]

Categories
Kenapa Ya Kenapa Tidak

Kondisi Yang Memungkinkan Pinjaman Modal Efektif

Pemberian modal untuk berdagang cenderung untuk mengurangi kemiskinan, tetapi hanya dalam pengaturan khusus:  jika sektor keuangan stabil, tingkat pendidikan tinggi, dan tata kelola yang kuat. Ketiga dimensi (keuangan, pendidikan, dan pemerintahan) memampukan perekonomian terutama dalam mengalokasikan sumber daya, yakni dari yang kurang produktif ke yang lebih produktif. Hal ini pun terbatas pada pemanfaatan kesempatan yang […]