Perdebatan publik dan hukum mengenai syarat pendidikan bagi calon anggota legislatif kembali menggema. Gugatan uji materi di Mahkamah Konstitusi menuntut agar syarat minimal pendidikan bagi wakil rakyat dinaikkan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi Sarjana (S1). Tuntutan ini lahir dari keresahan yang tulus: keyakinan bahwa rendahnya kualitas legislasi dan maraknya pernyataan kontroversial dari Senayan berakar […]
Category: Begini Saja
Ketika Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) menyatakan bahwa meritokrasi di tubuh TNI telah rusak di era Jokowi dan makin keliru di era Prabowo, mereka bukan sekadar mengkritik prosedur. Mereka sedang menyalakan api perdebatan tentang masa depan institusi pertahanan yang seharusnya menjadi benteng terakhir integritas nasional. Meritokrasi, secara ideal, adalah sistem yang menjunjung tinggi prestasi dan kompetensi. […]
Pidato Megawati Soekarnoputri di Universitas Gadjah Mada bukan sekadar orasi akademik. Ia tampil sebagai dalang yang membuka kelir, menyindir para buzzer politik dengan nada getir: “Saya paling tidak suka sama buzzer.” Pernyataan ini mengundang riuh, bukan hanya karena ia menyasar praktik komunikasi digital yang manipulatif, tetapi karena ia mengatakannya dari panggung yang selama ini diasosiasikan […]
Batas antara warga dan negara semakin kabur. Catherine Durose dan Liz Richardson dalam The Politics of Co-production (2022) menyebut fenomena ini sebagai arena kontestasi kekuasaan baru. Ketika institusi yang seharusnya memegang monopoli keadilan—polisi, jaksa, dan hakim—dianggap lamban atau bahkan lumpuh, warga tidak lagi hanya menunggu; mereka mengambil alih peran itu, mengubah linimasa media sosial menjadi […]
Analisis terhadap simbolisme politik sering kali terjebak dalam sebuah dilema: apakah pemimpin yang menggunakan simbol-simbol tersebut benar-benar “percaya” pada kekuatan mistisnya, atau apakah itu sekadar strategi sinis untuk memanipulasi publik? Pertanyaan ini, yang mengandaikan sebuah pemisahan tegas antara keyakinan (irasional) dan strategi (rasional), mungkin merupakan pertanyaan yang keliru. Sebuah pendekatan yang lebih radikal dan produktif […]
Gugatan yudisial terhadap kolom agama di KTP yang kembali diajukan ke Mahkamah Konstitusi oleh Arktika Febrina, seorang penganut Ahmadiyah, bukan sekadar manuver hukum. Ia adalah manifestasi dari luka psikologis dan konstitusional yang belum sembuh. Gugatan ini menyoroti bahwa kolom agama bukan hanya diskriminatif, tetapi juga dapat mengancam keselamatan individu. Argumen ini mengangkat isu dari ranah […]