Categories
Begini Saja

Aku Mau Jadi Andi Saja

Artikel ini diperiksa dan disunting ulang dari artikel Edy Suhardono yang pertama kali dipublikasikan di Facebook Edy Suhardono, “Aku Mau Jadi Andi Saja”, 14 Maret 2016.

Selesai dibacakan cerita tentang adu lari cepat antara siput dan kancil, Andi menunjukkan ekspresi wajah yang terkesan menyangsikan.

Ayah : “Jadi, siapa yang larinya lebih cepat, kancil atau siput?”

Andi : “Nggak tahu…”

Ayah : “Lho, bukannya secepat apa pun larinya, kancil selalu ketinggalan dari siput?”

Andi : “Yang lari kencang kancil, siputnya diam saja, tapi teman siput ‘khan banyak. Kancil lari cepat, tapi dianggap kalah cepat. Siput diam saja, tapi dianggap lebih cepat mengalahkan kancil. Jadi, aku nggak tahu mana yang lebih cepat”.

Ayah : “Baik. Kau bingung rupanya…. Begini saja, kalau kau, lebih senang mana, jadi kancil atau siput?”

Andi : “Ngggak mau jadi kancil, nggak mau jadi siput. Itu hanya cerita saja. Aku mau jadi Andi saja. Kalau ayah mau jadi siapa?”

Ayah : (Diam)

Dalam dialog di atas, kebanyakan orangtua atau guru ingin menanamkan sebuah “windows of the world”, tetapi berantakan jika menemui anak/siswa seperti dalam dialog. Jauh lebih baik jika cerita tidak dipaksakan untuk dipahamkan, tetapi dikaitkan dengan dunia anak/siswa yang disasar. Hakekat sebuah cerita adalah cerita itu sendiri dan bukan pemasangan sebuah program di pikiran anak/siswa yang sejatinya mampu membangun dan menghidupi cerita dalam benak mereka.

Tentang Penulis: Edy Suhardono adalah Pendiri IISA VISI WASKITA dan IISA Assessment, Consultancy & Research Centre. Ia juga penggagas SoalSial. Ikuti ia di Facebook IISA dan Twitter IISA.

 

Terima kasih telah membaca. Beri komentar Anda tentang artikel ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *