Sejumlah catatan dan tulisan Edy Suhardono mengenai logika, kecerdasan matematika, kecerdasan interpersonal, dan belajar yang dihimpun dari Facebook IISA VISIWASKITA dan Facebook SoalSial.
Catatan via posting 19 Oktober 2016
Mereka yang tidak menghendaki kehamilan adalah mereka yang merasa terdampar di dunia dan menganggap diri mereka tidak pernah dilahirkan oleh ibu mereka. Terlepas dari kenyataan bahwa sebuah kehamilan dengan hati-hati direncanakan, secara medis direkayasa, atau terjadi sebagai kejutan yang tidak diharapkan; kehamilan adalah proses dimana manusia menyerah kepada kekuatan yang tak terlihat di balik semua kehidupan. [Edy Suhardono, 2016]
Psycho-emotional disorders in women with unplanned pregnancies
Catatan via posting 17 Oktober 2016
Menyelenggarakan pendidikan tidak identik dengan melakukan semua hal tentang persiapan hidup, tetapi harus merepresentasikan cuplikan hidup itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan sehingga para peserta didik mendidik diri mereka sendiri sepanjang hidup mereka. Langkah pertama untuk tiba di sana adalah menemukan sumbu api dalam diri mereka dan menyalakan “api dalam alam mereka”, bukan hanya mengisi ember mereka dengan berbagai asupan yang dipicu oleh berbagai kecemasan tentang masa depan. Sumber api itu bernama “rara talenta” (bakat yang jarang ditemui) dan bukan pola kebiasaan yang mudah direplikasi. [Edy Suhardono, 2016]
Catatan via posting 6 Oktober 2016
Hidup adalah soal pemaknaan terhadap sang waktu selagi menunggu sesuatu yang sangat penting, tetapi juga sangat tidak pasti. Alih-alih menghindari sembilan bulan kehamilan dengan rentetan keluhan tentang otot-otot di kaki yang makin membesar, adalah lebih baik bagi Anda untuk menghadiahi diri dengan ketakjuban ketika mengalami kesempatan memainkan peran sebagai saluran dari kehadiran sebuah keajaiban. [Edy Suhardono, 2016]
Indigos, Starseeds, Crystal, Rainbow Children & Parents
Catatan via posting 4 Oktober 2016
Adalah sebuah kesesatan berpikir tentang modernitas dan cinta rasional jika Anda menyarankan kepada para wanita hamil untuk harus membaca buku-buku tentang kehamilan dan kelahiran anak. Anda jauh lebih rasional, jauh lebih menghormati mereka, dan jauh lebih mempedulikan mereka, jika Anda menyarankan kepada mereka untuk melihat bulan di malam hari dan matahari terbit di pagi hari sambil bernyanyi riang bagi sang bayi yang sedang mereka dekap di dalam rahim mereka. [Edy Suhardono, 2016]
7 Ways to Bond with Your Unborn Baby
Catatan via posting 2 Oktober 2016
Makin banyak wanita yang memaknai kehamilan sebagai berkejaran mencapai garis akhir. Kehamilan menjadi seolah berselancar di tengah-tengah riak kecemasan. Seterusnya dan seterusnya, kecemasan pun menjadi semacam kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang masa pengasuhan anak. Ini adalah sebuah kebetulan yang bukan kebetulan bahwa anak-anak mereka memang memperlihatkan gejala, seperti: dyslexia, ADHD, ADD, atau Autism. [Edy Suhardono, 2016]
Sebaliknya, makin sedikit wanita yang memaknai kehamilan sebagai membiarkan angin bertiup sesuai arahan semesta. Sikap batin ini mendorong mereka untuk mengisi diri mereka dengan energi tanpa batas. Ini adalah juga sebuah kebetulan yang bukan kebetulan bahwa mereka dihadiahi dengan anak-anak yang menunjukkan kapasitas menampung karunia, seperti: “knowingness”, “clairvoyance”, “kinesthetics”, “clairaudience”, “clairsentience”, telepati, “channelling” atau “mediumship”, “dreamership”, dan sinkronisitas. [Edy Suhardono, 2016]
Babies At Risk From Stress In Pregnancy
Catatan via posting 17 Juni 2016
Ungkapan ‘kasihan’ yang dituturkan untuk menjelaskan penderitaannya sendiri menegaskan betapa sang penutur mendambakan kasih yang tak bersyarat. [Edy Suhardono, 2016]
Anaknya berkata, “Mama Aku Mau Pergi Ke Surga, Disini Capek!”
Tentang Penulis: Edy Suhardono adalah Pendiri IISA VISI WASKITA dan IISA Assessment, Consultancy & Research Centre. Ia juga penggagas SoalSial. Ikuti ia di Facebook IISA dan Twitter IISA.