Categories
Begini Saja

Peta Masa Depan Putra-Putri Anda

Sejumlah catatan dan tulisan Edy Suhardono mengenai komunikasi, misteri perilaku, sekolah, dan bagaimana perlakuan terhadap anak dihimpun dari Facebook IISA VISIWASKITA dan Facebook SoalSial.

Catatan via posting 13 Februari 2016

Orangtua dengan pemikiran besar bersedia saling mendiskusikan ide-ide, sementara orangtua dengan pemikiran pas-pasan cenderung dilanda gelombang kecemasan ketika menyaksikan berbagai kejadian aneh dan tak diharapkan; sedang sisanya, sebagian besar orangtua berpikiran kerdil, cenderung mengomeli kelakuan seseorang, termasuk anak-anak mereka; mereka tak sekadar mengomeli, tetapi juga dikuasai oleh amarah, ketakutan, bahkan frustrasi, sehingga gampang bertindak tanpa mengenali dampak dari tindakan mereka bagi masa depan kehidupan keluarga mereka. [Edy Suhardono, 2016]

Orangtua dan Aktifitas Online Anak

Catatan via posting 11 Februari 2016

Sebagai orang tua, seyogyanya Anda menghindari memberikan setiap pendapat Anda dengan judul “My Way”. Memang benar bahwa Anda dapat memberikan peta kemungkinan masa depan untuk putera-puteri Anda, tetapi bukan “jalan masa depan”. Pada akhirnya, cara baru akan menjadi cara tertentu hanya setelah seseorang melewatinya. Tidak akan ada jalan sebelum orang melangkah memulai perjalanan. [Edy Suhardono, 2016]

My Way (Frank Sinatra)

Catatan via posting 4 Februari 2016

Bukan anak-anak tidak mau mendengarkan Anda, tetapi Andalah yang tidak mau mendengarkan mereka. Jika Anda menyampaikan pesan yang dibalut dengan kemarahan, hampir tak mungkin Anda mendengarkan pesan mereka. Hal ini tak hanya membuat Anda merasa bahwa mereka tidak mendengarkan Anda, tetapi juga Anda cenderung memposisikan mereka sebagai musuh yang harus ditaklukkan. [Edy Suhardono, 2016]

How Can You Stay Cool When Your Kid Acts Up?

Catatan via posting 3 Februari 2016

Anda kawatir anak Anda dibuli oleh teman-temannya? Pertimbangkan dua hal berikut. Jika Anda membiarkan anak Anda diperlakukan secara tidak adil, Anda sedang mengarahkan anak Anda untuk mengambil posisi sebagai anak yang akan menindas dirinya sendiri sekaligus menyiapkan diri untuk ditindas oleh teman-teman sepermainan. Namun, jika Anda sendiri memperlakukan anak Anda secara tidak adil, Anda sedang menyiapkan anak Anda untuk gemar mengambil posisi sebagai penindas atas teman-teman sepermainannya. [Edy Suhardono, 2016]

Studies Reveal Why Kids Get Bullied and Rejected

Catatan via posting 2 Februari 2016

Di sekolah mungkin tak ada kehidupan, tetapi di kehidupan justru terjadi persekolahan. Di sekolah, anak diberi pelajaran, kemudian dites; dalam kehidupan anak dites, dan dari situ mendapatkan pelajaran. Di sekolah anak dituntut mengulangi apa yang generasi lain telah lakukan. Anak dicegah melakukan hal-hal baru. [Edy Suhardono, 2016]

What to Do When Your Child Won’t Go to School

Catatan via posting 1 Februari 2016

ika Anda bersikukuh agar anak Anda harus segera bersekolah di usia lebih dini hanya karena Anda seorang yang pernah gagal bersekolah, Anda kekanak-kanakan. Sebaliknya, jika Anda mampu memahami mengapa anak Anda bertindak tanpa Anda suruh dan menenangkan Anda karena kekuatiran Anda tentang risiko yang ia harus hadapi; Anda adalah orangtua matang dan anak Anda siap bersekolah. [Edy Suhardono, 2016]

Taming the Wild Cloverbud

Catatan via posting 31 Januari 2016

Selain berhenti bertanya dari mana memulai melakukan sesuatu, anak dapat dikatakan matang dan siap untuk sekolah ketika mereka berani membantah saran Anda untuk menerapkan cara Anda melakukan sesuatu. [Edy Suhardono, 2016]

The Marks of Maturity

Catatan via posting 29 Januari 2016

Mengapa umur, jika dibandingkan dengan kematangan, cenderung lebih menjadi tolok ukur untuk penerimaan murid oleh sekolah? Sebab, umur gampang diukur, sebaliknya, kematangan sulit dijadikan pegangan; terutama bagi mereka menjadikan peraturan sekolah sebagai dalih untuk melakukan penolakan. [Edy Suhardono, 2016]

Matang Dahulu, Masuk SD Kemudian

Catatan via posting 28 Januari 2016

Pendidikan bukan pelengkap kemakmuran, bukan barak perlindungan dari kemiskinan, bukan pula ruang tunggu guna menjalani hidup di masa depan. Pendidikan seharusnya menjadi proses hidup itu sendiri. Faktanya, universitas hanya tempat untuk memastikan jabatan pekerjaan seseorang di masa depan, sementara sekolah sekadar menjadi tempat untuk melahap keteraturan dan menjalankan kewajiban yang tak sinambung dengan inisiatip dan tanggungjawab mahasiswa di universitas. [Edy Suhardono, 2016]

8 Reasons that today’s high school is poor preparation for today’s college

Catatan via posting 27 Januari 2016

Secara kejiwaan, orang membutuhkan misteri, terlebih misteri pembunuhan dengan kekaburan tentang siapa pelaku sesungguhnya. Berbarengan dengan makin malasnya orang membaca buku, termasuk misteri, orang pun lebih suka mengonsumsi simpang-siurnya cerita, asalkan mereka tidak harus membaca buku. [Edy Suhardono, 2016]

6 Hal Yang Harus Anda Ketahui Antara Jessica dan Suami Mirna

Catatan via posting 25 Januari 2016

Kepercayaan dibangun di atas kesadaran dan penghormatan bahwa semua orang mempunyai kepentingan masing-masing. Komunikasi adalah kunci untuk menyingkap, baik kepentingan pribadi kita, maupun kepentingan orang yang sedang kita temui; sehingga masing-masing terbebaskan dari jebakan untuk saling berprasangka. [Edy Suhardono, 2016]

A Harvard psychologist says people judge you based on 2 criteria when they first meet you

Tentang Penulis: Edy Suhardono adalah Pendiri IISA VISI WASKITA dan IISA Assessment, Consultancy & Research Centre. Ia juga penggagas SoalSial. Ikuti ia di Facebook IISA dan Twitter IISA.

 

Terima kasih telah membaca. Beri komentar Anda tentang artikel ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *