Categories
Begini Saja

Teroris, Penakut yang Menakut-Nakuti

Ketakutan yang sedemikian akut sehingga orang sulit keluar dari lingkaran setan ketakutannya mendorongnya untuk menciptakan mekanisme pertahanan diri melalui cara menakut-nakuti orang lain demi mendapatkan teman sepenakutan.

Sebaliknya, pemberani adalah penakut yang bermetamorfosa secara psikologik sehingga mampu mentransendensikan dan mentransformasikan ketakutannya. Postulatnya, tidak akan lahir keberanian tanpa ketakutan sebelumnya, meskipun tak semua orang berhasil mentransendensikan dan mengubah ketakutan menjadi keberanian.

Jadi, teroris sejatinya adalah penakut yang sulit keluar dari lingkar setan ketakutannya selain dengan merekonstruksikan konsep diri lewat pemaksaan terhadap orang lain agar menjadi sepenakutan seperti dirinya.

Dalam perspektif psikologi sosial rekonstruksi konsep diri ini terjadi melalui mekanisme perbandingan sosial.Terdapat dua jenis perbandingan sosial: pertama, perbandingan ke atas (upward-comparison, UPC), yakni ketika orang membandingkan diri mereka dengan orang lain yang LEBIH dari dirinya; dan, kedua, perbandingan ke bawah (downward-comparison, DOC), yakni ketika orang membandingkan dirinya dengan orang lain yang KURANG dibanding diri mereka.

Baik UPC, maupun DOC merupakan modus ko-eksistensial dengan tujuan mendongkrak konsep diri agar diperoleh gambaran diri lebih baik. Modus tindakan UPC dan DOC dapat bersifat AKTIF atau PASIF, sehingga dari sini terdapat empat varian dari mekanisme perbandingan sosial:

  1. UPC PASIF adalah upaya seseorang membandingkan diri dengan orang lain yang secara eksistensial LEBIH dibanding dirinya, namun tanpa melakukan tindakan aktif-agresif yang menguntungkan atau merugikan bagi orang lain yang sedang dijadikan parameter perbandingan. Kenapa para orangtua mati-matian agar anak-anaknya mendapatkan kesempatan studi di luar negeri? Sebab, mereka meyakini bahwa lulusan luar negeri LEBIH baik. Dengan mengantongi ijazah luar negeri, orangtua mendapatkan semacam upgraded image yang memposisikan dirinya LEBIH dibandingkan orangtua lain yang anak-anaknya hanya lulusan dalam negeri. Di sini pendongkrakan konsep diri dilandaskan pada realitas orang lain tanpa melibatkan keuntungan atau kerugian.
  2. UPC AKTIF adalah upaya seseorang membandingkan diri dengan orang lain yang LEBIH dibanding dirinya dengan melakukan tindakan langsung terhadap orang lain yang dijadikan parameter perbandingan. Hal ini menjelaskan fenomena di mana orang berebut meminta tanda tangan, bahkan ber-selfie, dengan para artis, public figures, atau sosok pujaan. Dalam hal ini tak dapat dijamin bahwa tak ada kerugian pada pihak orang lain yang dijadikan parameter perbandingan, sebab sebaik apa pun reputasi seorang tokoh, ia dapat ter-bully hanya karena ia berpose selfie dengan seorang tersangka kriminal.
  3. DOC PASIF adalah upaya seseorang membandingkan diri dengan orang lain yang KURANG dibanding dirinya, namun tanpa diikuti tindakan aktif-agresif yang dapat menguntungkan atau merugikan orang lain yang dijadikan parameter perbandingan. Kenapa di kala orang usia 40-an kebanyakan orang sibuk ber-reuni dengan teman-teman lama yang dulu pernah terlibat dalam satu komunitas? Dilihat dari UPC pasif, orang ingin memastikan tentang kondisi terkini dari temannya, Si A, yang dulu serba LEBIH atau di atas dirinya dengan harapan, Si A sekarang serba di bawah dirinya. Dengan modus ini, orang mendapatkan pendongkrakan konsep diri tanpa harus merugikan atau menyakiti orang lain yang dijadikan sasaran perbandingan.
  4. DOC AKTIF adalah upaya seseorang membandingkan diri dengan orang lain yang KURANG dibanding dirinya dengan melakukan tindakan yang bersifat langsung, aktif, bahkan agresif terhadap orang lain yang dijadikan parameter perbandingan, sedemikian rupa sehingga orang lain mengalami degradasi hingga titik yang LEBIH RENDAH atau minimal sama dengan dirinya. Hal ini menjelaskan alasan mengapa orang tega mencuri, menjambret, merampok, bahkan membunuh orang lain. Motifnya adalah untuk mendongkrak harga diri melalui tindakan aktif orang lain menjadi KURANG, terpuruk, teraniaya, atau sengsara atau setidaknya sama dengan keadaan dirinya.

Dengan pisau analisis ini, terverifikasi bahwa motif orang yang bergabung dengan organisasi teroris termasuk modus perbandingan sosial varian DOC AKTIF. Dalam varian ini dapat dijelaskan bahwa pelaku teror adalah pribadi yang menderita gangguan ketakutan atau phobia tertentu yang berusaha merekonstruksikan konsep dirinya dengan cara memaksa orang lain untuk menjadi sepenakutan dengan dirinya. Dengan predisposisi ketakutan atau phobia orang dapat dengan mudah dibujuk oleh para pendahulu yang sepenakutan untuk secara teroganisir melakukan tindakan aktif-agresif yang menciptakan ketakutan masif.

Dengan demikian, strategi terbaik untuk melumpuhkan para teroris adalah melawan mereka. Perlawanan adalah indikator paling signifikan dari perilaku yang dibawakan oleh siapa saja yang telah berhasil mentransendensikan ketakutan menjadi keberanian. Adalah sebuah tindakan sia-sia bahkan bunuh diri, jika orang mau mengorbankan keberanian yang telah dibangun secara susah payah hanya demi mengafirmasi ketakutan.

Tentang Penulis: Edy Suhardono adalah Pendiri IISA VISI WASKITA dan IISA Assessment, Consultancy & Research Centre. Ia juga penggagas SoalSial. Ikuti ia di Facebook IISA dan Twitter IISA.

 

Terima kasih telah membaca. Beri komentar Anda tentang artikel ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *