Categories
Begini Saja

Lihat Kaca Spion Saja, Tidak Usah Mundur

Artikel ini diperiksa dan disunting ulang dari artikel Edy Suhardono yang pertama kali dipublikasikan di Facebook Edy Suhardono: “LIHAT KACA SPION SAJA, TIDAK USAH MUNDUR”, 16 September 2014.

Tujuan eleksi (pemilihan) pemimpin adalah DIPILIHNYA –bukan TERPILIHNYA—pemimpin, terlepas apakah yang diberlakukan adalah demokrasi prosedural dengan representatif/tak langsung, referendum/langsung, participatory politics (parpolity), mayoritas,  atau minoritas. Secara fenomenologi politik, “dipilihnya A oleh X” harus mencerminkan kebenaran bahwa “X memilih A”.

Yang perlu diingat, mendesain ulang institusi politik sebagaimana dalam polemik Pilkada via DPRD bukanlah jaminan bagi kelayakan sistem politik. Seperti gagasan Marx, sistem politik yang baik (bangunan atas) mempersyaratkan sistem ekonomi yang baik (bangunan bawah). Sistem politik adalah telur, sistem ekonomi adalah ayam. Tanpa sistem ekonomi yang adil, demokratis, dan partipatorik, tidak ada sistem politik yang dapat menawarkan nilai-nilai diperguncingkan. Jika –dan hanya jika– kita memiliki ekonomi yang partisipatorik, dimana terjadi kesetaraan gender, seksualitas, nasional, etnis, dan agama, baru parpolity layak menjadi struktur politik yang tepat.

Manakala kesetaraan-kesetaraan ini mulai menapak menuju sistem demokrasi parpolity, meski baru satu milimeter untuk sebuah perjalanan seribu kilometer; kita sudah memulai perjalanan. Siapa pun yang sudah mulai menapaki perjalanan ia boleh bahkan seharusnya melihat kaca spion, tetapi tak usah menoleh ke belakang apalagi mundur.

Bacaan pematik, silahkan membacanya: Parpolity and Indirect Elections.

Terima kasih telah membaca. Beri komentar Anda tentang artikel ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *