Categories
Begini Saja

Uji Fenomenologi Edmund Husserl terhadap Kesaksian Yulianis

Artikel ini diperiksa dan disunting ulang dari artikel Edy Suhardono yang pertama kali dipublikasikan di Facebook Edy Suhardono, Uji Fenomenologi Edmund Husserl terhadap Kesaksian Yulianis, 18 Agustus 2014.

Tiba-tiba saya teringat ketika antara tahun 1986-1996 mengajar mata kuliah Psikologi Humanistik di Fakultas Psikologi Unair.

“Intensionalitas” dalam pemikiran fenomenologi Edmund Husserl menunjuk pada ide bahwa kesadaran selalu merupakan kesadaran terhadap sesuatu. Sejalan dengan ide ini, suatu tindakan bisa disebut intensional apabila tindakan itu dilakukan dengan tujuan (teleologik) yang jelas pun dengan kesadaran penuh (intensional). Konsep intensionalitas dalam fenomenologi Husserl adalah keterarahan kesadaran dan keterarahan tindakan yang bertujuan terhadap suatu objek.

Jika hal itu diterapkan dalam contoh kalimat yang merepresentasikan tindakan tertentu dalam suatu peristiwa, maka Anda akan melihat keganjilan, tetapi demi politik, tetap diperlakukan sebagai kegenapan:

Kalimat I:

“Yulianis menyerahkan uang 25 ribu US$ kepada Pak Fahri sebagai DP pembelian mobil”.

Secara fenomenologik adalah SAMA DENGAN

Kalimat II:

“Uang 25 ribu US$ diserahkan oleh Yulianis kepada Pak Fahri”.

Juga secara fenomenologik SAMA DENGAN

Kalimat III:

“Pak Fahri menerima uang 25 ribu US$ (yang diserahkan oleh) dari Yulinianis”.

Tautan berikut tampak menafikkan sama sekali adanya intensionalitas kesadaran yang secara fenomenologik ditunjukkan dengan relasi subjek-objek di antara “Uang 25 ribu US$”, “Yulianis”, dan “Pak Fajri” melalui relater yang diwakili kata kerja “menyerahkan”.

Jadi, baik “Uang 25 ribu US$”, “Yulianis”, maupun “Pak Fajri” diperlakukan tidak ‘mengada secara fenomenologik’ hanya karena relater “menyerahkan”, yang seharusnya secara “epoche” sudah menunjuk pada kata kerja “menerima”, tidak didukung oleh pernyataan fakta bahwa “Pak Fahri menerima”, yang disertakan “uang 25 ribu US$” dan “Yulianis”.

Tautan:

http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=252581

Tentang Penulis: Edy Suhardono adalah Pendiri IISA VISI WASKITA dan IISA Assessment, Consultancy & Research Centre. Ia juga penggagas SoalSial. Ikuti ia di Facebook IISA dan Twitter IISA.

Terima kasih telah membaca. Beri komentar Anda tentang artikel ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *